Kisah Nabi Nuh AS dan Kaumnya
Nabi Nuh ‘alaihissalam tidak pernah berputusa asa terhadap sikap kaumnya yang menolak dakwah dan ajakannya, ia terus mengajak mereka siang dan malam, menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan,tetapi mereka tetap saja kafir kepada allah, tetap saja sombong dan terus membantah Nabi Nuh AS.
Maka Nabi Nuh pun tetap berharap kiranya ada di antara Kaumnya yang mau beriman. Hari demi hari berganti, bulan demi bulan berganti dan tahun pun berganti dengan tahun berikutnya, tetapi ajakan Nabi Nuh tidak membawa hasil, Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang cukup lama, yaitu 950 tahun sebagaimana yang difirmankan Allah,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun..” (QS. Al ‘Ankabut: 14)
Namun sedikit sekali yang mau beriman kepada Nuh. Hingga akhirnya, Beliau mengadu kepada Allah seperti yang disebutkan dalam surah Nuh:
Akhirnya, pembuatan kapal pun selesai, Nabi Nuh mengetahui bahwa banjir besar akan tiba, maka ia meminta kepada setiap orang mu'min untuk menaiki kapal tersebut, ia juga mengangkut setiap hewan, burung, dan hewan lainnya sepasang.
Hingga ketika Nabi Nuh bersama pengikutnya telah berada di atas kapal, datanglah banjir besar. Langit mengucurkan hujannya dengan deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat, Nuh pun bersabda,“Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Huud: 41)
Kapal pun mulai mengapung di atas air. Ketika itu, Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir, ia memanggilnya dan berkata, “Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”(QS. Huud : 42)
Tetapi anak Nabi Nuh menolak ajakannya dan berkata, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari banjir besar!”
Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi pada hari ini dari azab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.”
Gelombang pun menjadi penghalang antara keduanya; maka anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Huud : 43)
Kaum Nabi Nuh yang kafir saat melihat air membanjiri negeri mereka maka mereka merasa akan binasa, mereka pun segera mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali, ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya yang mu'min. Nuh dan para pengikutnya pun bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan-Nya.
Setelah kaum yang kafir itu tenggelam, maka diwahyukan kepada langit dan bumi,
“Wahai bumi telanlah airmu, dan wahai langit berhentilah,” maka air pun surut, kapal itu pun berlabuh di atas bukit Judi.” (QS. Huud : 44)
Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nuh dan para pengikutnya turun dari kapal, Dia berfirman,
“Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu.” (QS. Huud: 48)
Ketika diketahui oleh Nuh ‘alaihissalam anaknya termasuk orang-orang yang ditenggelamkan, Nuh ‘alaihissalam berkata:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”(QS. Huud : 45)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu agar kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Huud : 46)
Nuh pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Dan sekiranya Engkau tidak memberikan ampun kepadaku, serta menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Huud : 47)
Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya turun dan melepaskan hewan-hewan yang diangkutnya, maka mulailah Beliau dan para pengikutnya menjalani hidup yang baru.
wallahu'alam bisshowab
Sumber : dari berbagai sumber.
hal terkait
beberapa tahun sesudah meninggalnya NabiAdam as. dan nabi sebelum nabi nuh yaitu nabi tsits dan nabi idris dan Sebelum lahirnyakaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang taqwa dari nenek nenek moyang kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka meninggal. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Setelah meninggalnya mereka, orang-orang membuatkan patung patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemudian waktu, terus berlalu, timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang merusak akal fikiran manusia di mana disebutkan bahwa patung-patung itu memiliki kekuatan istimewa dan disinilah Syaitan/iblis memanfaatkan kesempatan,dan membisikan kepada mereka tentang kehebatan patung patung yang telah di buat.sehingga patung patung itulah yang akhirnya mereka sembah dan menjadikan patung patung itu sebagai tuhan hingga akhirnya mereka lupa kepada ajaran ketauhidan kepada Allah.
setelah beberapa tahun kemudian Allah mengutus Nuh sebagai nabi Allah dan rosul allah.dan nabi nuh mengajak kepada umat nya untuk kembali ke jalan Allah Mulailah Nabi Nuh ‘alaihissalam berdakwah, ia Seraya berkata kepada Kaumnya:
“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al A’raaf: 59)Maka di antara kaumnya ada yang mengikuti ajakannya, mereka terdiri dari kaum fakir dan lemah. Adapun orang-orang yang kaya dan kuat, maka mereka menolak ajakan nabi nuh bahkan mereka selalu mencaci maki Nabi nuh AS, sebagaimana istrinya dan salah satu anaknya juga menolak Ajakannya Nabi Nuh. Mereka yang menolak ajakannya menenatangnya dan berkata :
“Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS. Huud: 27)
Nabi Nuh ‘alaihissalam tidak pernah berputusa asa terhadap sikap kaumnya yang menolak dakwah dan ajakannya, ia terus mengajak mereka siang dan malam, menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan,tetapi mereka tetap saja kafir kepada allah, tetap saja sombong dan terus membantah Nabi Nuh AS.
Maka Nabi Nuh pun tetap berharap kiranya ada di antara Kaumnya yang mau beriman. Hari demi hari berganti, bulan demi bulan berganti dan tahun pun berganti dengan tahun berikutnya, tetapi ajakan Nabi Nuh tidak membawa hasil, Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang cukup lama, yaitu 950 tahun sebagaimana yang difirmankan Allah,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun..” (QS. Al ‘Ankabut: 14)
Namun sedikit sekali yang mau beriman kepada Nuh. Hingga akhirnya, Beliau mengadu kepada Allah seperti yang disebutkan dalam surah Nuh:
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,–Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari .–Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupi bajunya dan mereka tetap (di atas sikapnya) dan menyombongkan diri dengan sangat.–Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka dengan cara terang-terangan ,–Kemudian sesungguhnya aku seru mereka dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,–Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,–Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,–Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 5-12)
–Nabi Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.–Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (QS. Nuh : 26-27)Maka Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh AS untuk membuat kapal,Mulailah Nabi Nuh membuat kapal dengan dibantu orang-orang yang beriman. Setiap kali, orang-orang kafir melewati Nabi Nuh dan pengikutnya, mereka menghina dan mengejeknya karena melihat Beliau membuat kapal besar di atas gunung yang tidak ada sungai dan lautan. Penghinaan mereka bertambah, ketika mereka tahu bahwa maksud Nabi Nuh membuatnya adalah untuk menyelamatkan dirinya dan pengikutnya dari azab yang akan Allah timpakan kepada mereka.
Akhirnya, pembuatan kapal pun selesai, Nabi Nuh mengetahui bahwa banjir besar akan tiba, maka ia meminta kepada setiap orang mu'min untuk menaiki kapal tersebut, ia juga mengangkut setiap hewan, burung, dan hewan lainnya sepasang.
Hingga ketika Nabi Nuh bersama pengikutnya telah berada di atas kapal, datanglah banjir besar. Langit mengucurkan hujannya dengan deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat, Nuh pun bersabda,“Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Huud: 41)
Kapal pun mulai mengapung di atas air. Ketika itu, Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir, ia memanggilnya dan berkata, “Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”(QS. Huud : 42)
Tetapi anak Nabi Nuh menolak ajakannya dan berkata, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari banjir besar!”
Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi pada hari ini dari azab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.”
Gelombang pun menjadi penghalang antara keduanya; maka anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Huud : 43)
Kaum Nabi Nuh yang kafir saat melihat air membanjiri negeri mereka maka mereka merasa akan binasa, mereka pun segera mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali, ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya yang mu'min. Nuh dan para pengikutnya pun bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan-Nya.
Setelah kaum yang kafir itu tenggelam, maka diwahyukan kepada langit dan bumi,
“Wahai bumi telanlah airmu, dan wahai langit berhentilah,” maka air pun surut, kapal itu pun berlabuh di atas bukit Judi.” (QS. Huud : 44)
Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nuh dan para pengikutnya turun dari kapal, Dia berfirman,
“Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu.” (QS. Huud: 48)
Ketika diketahui oleh Nuh ‘alaihissalam anaknya termasuk orang-orang yang ditenggelamkan, Nuh ‘alaihissalam berkata:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”(QS. Huud : 45)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu agar kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Huud : 46)
Nuh pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Dan sekiranya Engkau tidak memberikan ampun kepadaku, serta menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Huud : 47)
Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya turun dan melepaskan hewan-hewan yang diangkutnya, maka mulailah Beliau dan para pengikutnya menjalani hidup yang baru.
wallahu'alam bisshowab
Sumber : dari berbagai sumber.
hal terkait
Posting Komentar Blogger Facebook